Rabu, 14 September 2022

Beragam budaya, Beragam tarian yang dimiliki Provinsi Maluku, Simak selengkapnya!


 

Indonesia kaya akan budaya. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah  memiliki budaya yang berbeda, mulai dari tarian hingga upacara adat. Semuanya memiliki ciri khas tersendiri yang sangat menarik untuk diketahui. Beragam budaya beragam juga tariannya

1.Saureka-reka

Saureka-reka disebut juga dengan tari gaba-gaba (pelepah pohon sagu). Tarian tradisional maluku ini sebenarnya lebih merupakan permainan engklek. Bedanya, dalam permainan engklek sang pemain harus melompat dan tidak boleh menginjak garis gambar, sedangkan pada tarian saureka-reka pemain harus melompat menari serta mengikuti sekaligus menghindari hentakan atau irama gaba-gaba.

            2. Lenso

Lenso atau tarian pemuda-pemudi. Lenso sendiri adalah sebuah kain yang berbentuk seperti selendang kecil atau saputangan. Orang di Indonesia bagian timur biasa menyebut selendang kecil dengan Lenso. Fungsi dari lenso dalam tarian ini adalah sebagai alat persetujuan atau penolakan dalam hal hubungan manusia. Jumlah dari penarinya pun beragam ada yang terdiri dari 6 sampai 10 orang dalam satu kali pementasan.

Tarian ini sering dilambangkan sebagai tarian pencarian jodoh bagi muda-mudi yang masih lajang/bujang. Saat menari penari akan menghempaskan lensonya kepada pemuda atau pemudi yang dituju. Jika selendangnya di terima, maka cinta dari sang penari diterima oleh pemuda atau pemudi tersebut, dan jika begitu sebaliknya maka hasilnya ditolak.

3.  Cakalele

Cakalele atau tarian perang. Tarian ini biasanya dibawakan secara berkelompok. Tarian ini sering diiringi  musik yang memadukan tifa (gendang khas Maluku), suling dan bir (seruling khas Maluku yang terbuat dari kulit kerang besar).  Tarian ini memiliki ciri khas tersendiri. Keistimewaan  berasal dari atribut yang dikenakan oleh penari. Celana  merah melambangkan keberanian masyarakat Maluku dalam menghadapi perang. Pedang atau parang di tangan kanan melambangkan nilai tetap harga diri  Maluku. Perisai (salawaku) melambangkan perlawanan terhadap sistem pemerintahan yang tidak berpihak pada rakyat.

4. Orlapei 

Tari orlapei merupakan tarian penyambutan tamu kehormatan yang berkunjung ke Provinsi Maluku. Di Maluku, istilah Negeri sering digunakan untuk menyebut desa/desa, seperti Negeri Lima atau Desa Lima. Tari orlapei merupakan ungkapan rasa syukur dan suka cita seluruh penduduk suatu negara atas kedatangan tamu yang telah  menginjakkan kakinya di tanah Maluku.  Tarian ini diiringi oleh lagu-lagu berirama dari tifa, suling bambu, ukulele dan gitar. Nyanyian alat musik yang ritmis dan gerak gesit para penari  dapat  menyampaikan rasa terima kasih warga atas tamu kehormatan.

     5.  Katreji

Tari Katreji, juga dikenal sebagai tarian pergaulan, biasanya dibawakan saat upacara pelantikan kepala desa (kepala desa, gubernur, dan bupati). Menurut cerita, tarian ini merupakan perpaduan halus dan campuran dari dua budaya, yaitu budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku.

Kombinasi ini terlihat dari pemberian petunjuk yang masih menggunakan bahasa Belanda dan Portugis untuk mengubah pola lantai atau langkah tari. Inilah yang disebut  proses integrasi budaya. Seiring dengan perkembangannya, tarian ini kemudian menjadi ciri budaya yang hampir semua upacara atau festival rakyat dilakukan.

Penulis : Moch. Calvin Daffa Divito 

x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cheng Ho, Masjid Cina dari Surabaya

Masjid Cheng Ho terletak di Jl. Gading No.2, Ketabang, Kec. Genteng, Kota SBY, Jawa Timur. Masjid ini dibentuk atas prakarsa para sesepuh, p...